Rekan-rekan, pada artikel sebelumnya sudah pernah dibahas tentang perubahan karier dan apa saja yang harus dilakukan sebelumnya. Nah, bagi rekan-rekan yang belum memutuskan untuk mengubah jalur kariernya, mungkin yang harus dilakukan adalah bahagia di tempat kerja yang sekarang.

Bicara soal bahagia itu serba salah. Ada yang bilang bahwa bahagia itu sederhana, tapi kenyataannya tidak sesederhana itu. Kadang sulit bagi kita untuk bahagia di tempat kerja; tekanan target dan/atau atasan, office politics, kebijakan pimpinan, rekan kerja yang tidak sejalan, dan bahkan gosip-gosip kantor kerap kali memengaruhi diri sendiri untuk semakin sulit bahagia. Atau kalau pun memang sudah tak ambil pusing soal permasalahan di atas, belum tentu bisa menikmati pekerjaan yang dijalankan. Sederhananya, menjadi bahagia itu tidak sesederhana itu.

Tony Hsieh, pada bukunya yang berjudul Delivering Happiness: A Path to Profits, Passion, and Purpose (2010), menjabarkan bahwa konsep bahagia itu dibagi menjadi tiga:

1. Rock Star

Inilah fase di mana kebahagiaan adalah sesuatu yang didapat akibat mampunya seseorang untuk memperoleh apa yang diinginkan. Seperti misalnya, harta, menang kontes, popularitas, jabatan, dan sebagainya.

2. Flow

Ini adalah fase di mana seseorang dapat bahagia ketika mampu menikmati apa yang dijalankannya. Maka dari itu, apa pun yang dilakukannya tidak akan terasa berat.

3. Higher Purpose

Inilah fase tertinggi kebahagiaan, di mana seseorang telah menyadari bahwa apa yang dilakukannya memiliki dampak positif dan besar bagi orang lain. Namun jenis bahagia tertinggi ini membutuhkan waktu agak lama bagi seseorang untuk menyadarinya.

Edvan M. Kautsar, penulis buku “Bahagia Bekerja, Bekerja Bahagia” (2016) terbitan Elex Media Komputindo, memberikan contoh dari sosok aktor dan komedian terkenal bernama Robin Williams. Beliau meninggalkan dunia ini dengan cara tragis setelah tak mampu mengalahkan depresi dan kecemasan ekstrem yang dideritanya (CNN.com, 2014). Edvan M. Kautsar mengajak rekan-rekan menilik meninggalnya Robin Williams dengan berkaca secara sederhana pada tiga konsep bahagia dari Tony Hsieh.

Robin Williams telah berperan dalam puluhan judul film. Dia terkenal di dalam dan luar negeri; bisa jadi tak ada yang tidak mengenalnya. Kebahagiaan Flow pun juga telah dicapainya berkat puluhan nominasi dan penghargaan sudah dimenangkannya; semua telah didapatkan. Tandanya Beliau telah mampu menikmati apa yang dikerjakannya sebagai aktor dan komedian. Tapi, bisa jadi Robin Williams tidak berhasil mencapai titik tertinggi bahagia; Beliau tak mampu menyadari bahwa apa yang dilakukannya telah menghibur ratusan juta orang di dunia dan juga menginspirasi banyak orang untuk terjun ke dunia yang sama dengannya.

Lalu, pertanyaan yang akan muncul adalah “Bagaimana agar seseorang mampu mencapai kebahagiaan tertinggi dalam dunia kerja?” Edvan M. Kaustar memaparkan bahwa membangun karier dengan urutan Rock Star – Flow – Higher Purpose bukanlah sebuah jaminan bahwa seseorang akan memperoleh kebahagiaan tertinggi. Alih-alih, seseorang dianjurkan untuk membalik urutannya. Jadi, yang pertama kali dilakukan adalah temukan dulu tujuan hidup serta manfaat pekerjaan bagi diri sendiri dan orang lain. Dengan berhasilnya menemukan manfaat-manfaat serta tujuan, maka dengan sendirinya proses bekerja akan mengalir begitu saja; seseorang akan mampu menikmati apa yang dilakukannya. Ketika alur pekerjaan sudah dinikmati, maka hasil terbaik dan/atau prestasi akan dicapai tanpa diminta. Seiring waktu, prestasi akan membuahkan hasil dan membuat seseorang mencapai apa yang ditargetkannya, entah itu jenjang karier, finansial, atau pun hal-hal lainnya.

“Kita akan bahagia, saat mengetahui bahwa pekerjaan yang kita lakukan memberi dampak yang besar dalam membantu orang banyak dalam menjalani kehidupannya.” – Edvan M. Kautsar.

Salam #PeopleDevelopment!