Rekan-rekan sekalian mungkin familiar dengan sebutan Bahasa Jaksel yang wicis-wicis literally, atau bahkan sering ikut menggunakannya dalam percakapan sehari-hari maupun percakapan profesional. Dalam dunia linguistik, situasi di mana seseorang melakukan peralihan antara dua bahasa dalam sebuah percakapan disebut sebagai code-switching (Alexiadou & Lohndal, 2018). Berkat code-switching itu pula, kadang kita lebih mengingat kosakata dalam bahasa kedua dibanding bahasa pertamanya.

Orang-orang kerap menggunakan code-switching ini dalam berbagai situasi. Salah satu yang kerap digunakan adalah kata literally. Berdasarkan kamus daring Merriam-Webster, literally memiliki arti in a literal sense or manner (dalam artian yang sesungguhnya). Jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, literally artinya adalah “secara harfiah”. Nah, kata literally sering disalahgunakan untuk menggambarkan sesuatu yang sangat parah atau berlebihan; misalnya pada kalimat berikut ini: “I will literally die because I feel bored.” Pada contoh kalimat ini, kata literally diaplikasikan secara salah karena digunakan untuk menggambarkan situasi yang sangat membosankan. Si penutur tidak benar-benar mati karena bosan di sini. Selain itu, agak tidak masuk akal ada seseorang yang mati karena kebosanan, bukan?

Contoh yang benar dalam penggunaan literally adalah “Andrei feels nervous for the interview that he literally did not go to sleep at all.” Di sini, literally digunakan untuk memberitahu bahwa Andrei merasa sangat gugup karena hari ini akan melakukan interview, sampai-sampai tidak bisa tidur semalaman. Peristiwa tidak bisa tidur semalaman yang diceritakan benar-benar terjadi. Maka dari itu, penggunaan literally pada kalimat barusan adalah tepat.

Code-switching itu sah-sah saja, kok. Bahkan membuat rekan-rekan terlihat cakap dalam berbahasa. Tapi pastikan pemakaiannya digunakan dengan tepat, ya.

Salam #PeopleDevelopment!

Sumber:

Definisi code-switching

Definisi literally